Salaam.
One more day, before this nightmare ends (!?). Yes guys, I will be going back tomorrow to my homeland, Tawau. I have been missing it very much, and I hope the plane that I board in will arrive there; safe and sound. Last year, I celebrated Eid without family because of some inevitable predicaments of which I prefer not to tell you guys.
Life in Kuala Lumpur differs so much than in Tawau. The social atmosphere, the people, the foods; even the air are vividly distinguishable. The hectic life of Kuala Lumpur and its suffocating smokes and dusts are not anywhere near to Tawau's air quality. All hails the un-modernization in Sabah!
Being an amateur social observer, I can see that there is this similarity between Tawau and Kuala Lumpur. I mean, the freedom and the gravitas of the social ties itself. In you go strolling down the downtown of Tawau, you will never have the chance to not looking young people wasting their time rubbing each others' arms and telling their beloveds their pathetic routines. It is a global sight, I guess.
This is what I am worrying about ( I am not too young to not worry). Teenagers here are getting evermore wilder in terms of their lifestyle. Life in Tawau a decade ago was so much better. No social infringements happened in public. Even if their did, their can be classified as isolated cases. It saddened me to see youths having nowhere else to go but to the shopping malls, being perverts of different sex as young as Standard Six. About three months ago, an ustaz allegedly caught two UPSRians of different sexes having their- of course, illegal- intercourse near the football field. I am asking, what happened?
No one seems to know the answer and none even- for the least- have the consciousness to advice them that such acts are wrong. They are free to go as they will; you know, this is 20th century, man!
^P/S: I know not if this ill can ever be healed. It has become so critical right now.
Verbatim: Ramai orang yang mampu memberi, sikit yang mampu bersyukur.
Friday, August 26, 2011
Thursday, August 25, 2011
Taat
Salaam. Rajin gila buat entri. Entah apa maksudnya. Ehm, ehm.
Anyway harini, I haz sad. because some of my friends are going back to the hometown, or "balik kampung". Ndak sedih sangatlah, tapi boleh tahan jugaklah sedihnya.
Seminggu raya ni, (esok saya balik, tau) akan saya manfaatkan sepenuhnya dengan keluarga. Assignment tolak tepi, kerja-kerja tu semua.. lain kira. Pernah bha pensyarah ajar; "Jangan campur urusan peribadi dengan kerja".
Saya sedang mentaati itu.
Anyway harini, I haz sad. because some of my friends are going back to the hometown, or "balik kampung". Ndak sedih sangatlah, tapi boleh tahan jugaklah sedihnya.
Seminggu raya ni, (esok saya balik, tau) akan saya manfaatkan sepenuhnya dengan keluarga. Assignment tolak tepi, kerja-kerja tu semua.. lain kira. Pernah bha pensyarah ajar; "Jangan campur urusan peribadi dengan kerja".
Saya sedang mentaati itu.
Hobi
Salaam. Palinglaa... menukar templat jaa kerja saya. HAHAHA, cantik bha yang ini.. ..asal ada gambar cawan dan kopi dalamnya, saya memang obses, ndaktau kenapa. Hey guys, btw, ready to hear another Yassin's mumble-jumble? (Kalau ndamau dengar, blah arh.. HAHAHAHA. JK.)
Saya sebenarnya adalah jenis orang yang sangat tertarik kepada semua benda. Tapi benda-benda yang orang anggap normal itulah, yang paling senang mencuri hati saya. Walaupun ianya agak pelik dan saya noticed jugak betapa peliknya benda tu, saya tetap suka untuk menatap lama-lama.
Awan, contohnya. Bagi orang lain, awan tidak lebih dari gumpalan wap air yang terkondensasi dalam lapisan atmosfera bumi. But I tend to look the otherwise. Shapes and dimensions of clouds memang sangat indah untuk ditatap lama-lama dan ditafsir. Guys, come to think of it:- setiap gumpal awan, manakan pernah sama, kan? Jadi, pasti ada nilai untuk setiap bentuk itu. But then again, saya rasa teda jugak yang dengar alasan ni. Jadi, tolak tepi.
Pernah dulu...
...saya belek tulisan ayah saya. Tulisan tu berkenaan biodata ringkasnya yang ditujukan untuk dihantar bagi menyertai sebuah peraduan melalui majalah Pesona. Borang yang diisi ayah tu, kuning sudah warna dimakan masa. Tapi tulisan tetap kekal (tulisan ayah saya cantik, tahu). Seingat saya, pertandingan tu teka wajah artis. Entah kenapa ayah ndak hantar, sedangkan, jawapan macam betul. Jadiknya, disimpan dan saya baca. Dalam bahagian 'Hobi', ayah tulis, "mengira ombak". Saya senyum sendiri.
Tapi lepas tu, perasaan besar hati timbul sebab jarang bha ada orang dengan hobi macam tu. Saya banggalah jap jadi anaknya dan saya mulai cari benda yang pelik untuk dijadikan hobi, maw ikut macam dia. But until now, nothing of mine can match the uniqueness of my father's. Hobi saya yang paling pelik pun ialah buat dan tengok ekspresi muka sendiri pada cermin (now you know) ....(silence).... HAHA, tapi, saya rasa ada jugaklah hobi saya yang memang pelik. Ndataulah kalau ada yang berkongsi hobi yang sama. Kalau ada, yuk.. kita bikin 'Page' di Facebook (lawak ndakjadi) whateverlah~
Suka tengok awan
Obsesi, obsesi, obsesi... ini jalah penerangan yang boleh saya buat kalau ditanya pasal awan. Awan pada saya adalah pelindung yang hebat. Kalau matahari ndak bersinar terang, manada orang kesah pasal awan. Tapi kalau time kemarau... berdoa sakan orang, minta awan. Awan is quite cute, too.
Mungkin kita ndak perasan, tapi kalau awan datang, bergembira nuansa sekalian tumbuhan dan haiwan. Si lalang dan saudara-saudarinya yang berbunga bernyanyi riang. Macam budak-budak mau dikasi mandi tu~suka sangat. Ini yang saya rasalah.
Perhatikan air hujan
Saya suka dengan hujan sebab kalau ada dia, ndaklah panas dunia ni. Hujan adalah simbol kehidupan. Hujan merupakan permulaan kepada sesuatu yang baru, maupun pemangkin seseorang untuk tidur. Cukup dengan ia berdetak saja menghempas zink atap rumah, dan semuanya terasa sangat kelam dan tenang. Hujan adalah ubat tidur yang paling dahsyat.
Kalau masa kuliah hujan berderai, konfem ada jaa kepala yang terhinggut-hinggut menahan mengantuk. Dan kadang-kala, saya jugak termasuk dan kepala-kepala tu. Yalah, "lures of rains are undetermined" kan orang cakap (ehh, adakaa orang cakap macam ni!?).
Gigit segala jenis benda yang saya capai
Mulanya, malu ni mau kestau hobi ketiga-tiga saya. Tapi, saya apa kesah, kan? Main redah jee. Dan dalam banyak-banyak hobi saya, gigit barang adalah benda yang paling susah mau buang dan paling best. Penat jugak buang tabiat ini, tapi ndak berhasil. Makin kritikal, adalah.
Masa saya kecil, pernah dilempang ayah sebab gigit penyepit baju (ingatt!!). Terus menangis. Tapi kalau ingat balik sekarang, rasa lucu pulak. Chomel rupanya saya dulu. ;)
^P/S: Saya ndaktau apa pengajaran yang kamu dapat dari entri ini, pandai-pandailah kamu cari...
Saya sebenarnya adalah jenis orang yang sangat tertarik kepada semua benda. Tapi benda-benda yang orang anggap normal itulah, yang paling senang mencuri hati saya. Walaupun ianya agak pelik dan saya noticed jugak betapa peliknya benda tu, saya tetap suka untuk menatap lama-lama.
Awan, contohnya. Bagi orang lain, awan tidak lebih dari gumpalan wap air yang terkondensasi dalam lapisan atmosfera bumi. But I tend to look the otherwise. Shapes and dimensions of clouds memang sangat indah untuk ditatap lama-lama dan ditafsir. Guys, come to think of it:- setiap gumpal awan, manakan pernah sama, kan? Jadi, pasti ada nilai untuk setiap bentuk itu. But then again, saya rasa teda jugak yang dengar alasan ni. Jadi, tolak tepi.
Pernah dulu...
...saya belek tulisan ayah saya. Tulisan tu berkenaan biodata ringkasnya yang ditujukan untuk dihantar bagi menyertai sebuah peraduan melalui majalah Pesona. Borang yang diisi ayah tu, kuning sudah warna dimakan masa. Tapi tulisan tetap kekal (tulisan ayah saya cantik, tahu). Seingat saya, pertandingan tu teka wajah artis. Entah kenapa ayah ndak hantar, sedangkan, jawapan macam betul. Jadiknya, disimpan dan saya baca. Dalam bahagian 'Hobi', ayah tulis, "mengira ombak". Saya senyum sendiri.
Tapi lepas tu, perasaan besar hati timbul sebab jarang bha ada orang dengan hobi macam tu. Saya banggalah jap jadi anaknya dan saya mulai cari benda yang pelik untuk dijadikan hobi, maw ikut macam dia. But until now, nothing of mine can match the uniqueness of my father's. Hobi saya yang paling pelik pun ialah buat dan tengok ekspresi muka sendiri pada cermin (now you know) ....(silence).... HAHA, tapi, saya rasa ada jugaklah hobi saya yang memang pelik. Ndataulah kalau ada yang berkongsi hobi yang sama. Kalau ada, yuk.. kita bikin 'Page' di Facebook (lawak ndakjadi) whateverlah~
Suka tengok awan
Obsesi, obsesi, obsesi... ini jalah penerangan yang boleh saya buat kalau ditanya pasal awan. Awan pada saya adalah pelindung yang hebat. Kalau matahari ndak bersinar terang, manada orang kesah pasal awan. Tapi kalau time kemarau... berdoa sakan orang, minta awan. Awan is quite cute, too.
Mungkin kita ndak perasan, tapi kalau awan datang, bergembira nuansa sekalian tumbuhan dan haiwan. Si lalang dan saudara-saudarinya yang berbunga bernyanyi riang. Macam budak-budak mau dikasi mandi tu~suka sangat. Ini yang saya rasalah.
Perhatikan air hujan
Saya suka dengan hujan sebab kalau ada dia, ndaklah panas dunia ni. Hujan adalah simbol kehidupan. Hujan merupakan permulaan kepada sesuatu yang baru, maupun pemangkin seseorang untuk tidur. Cukup dengan ia berdetak saja menghempas zink atap rumah, dan semuanya terasa sangat kelam dan tenang. Hujan adalah ubat tidur yang paling dahsyat.
Kalau masa kuliah hujan berderai, konfem ada jaa kepala yang terhinggut-hinggut menahan mengantuk. Dan kadang-kala, saya jugak termasuk dan kepala-kepala tu. Yalah, "lures of rains are undetermined" kan orang cakap (ehh, adakaa orang cakap macam ni!?).
Gigit segala jenis benda yang saya capai
Mulanya, malu ni mau kestau hobi ketiga-tiga saya. Tapi, saya apa kesah, kan? Main redah jee. Dan dalam banyak-banyak hobi saya, gigit barang adalah benda yang paling susah mau buang dan paling best. Penat jugak buang tabiat ini, tapi ndak berhasil. Makin kritikal, adalah.
Masa saya kecil, pernah dilempang ayah sebab gigit penyepit baju (ingatt!!). Terus menangis. Tapi kalau ingat balik sekarang, rasa lucu pulak. Chomel rupanya saya dulu. ;)
Me are weirdo~ |
^P/S: Saya ndaktau apa pengajaran yang kamu dapat dari entri ini, pandai-pandailah kamu cari...
Wednesday, August 24, 2011
Berdiri Demi Hak & Keperluan: Yakin
Salaam.
Antara kesukaan saya dalam memiliki blog ini adalah kerana saya dapat mengulas pendapat kawan-kawan lain tanpa perlu bersemuka dengan mereka. Saya memang penakut dalam berpendapat (hanya mengeluarkan tangan dan menyebunyikan wajah; this is me). Maka untuk entri ini, saya mahu berkongsi sedikit pasal keyakinan. Lama sudah jugak ndak tulis apa-apa berkenaan motivasi (untuk diri dan pembaca)(Sebelum tu, saya mau mohon maaf sebab rojak gila bahasa. Biasalah, pelajar transisi PPSMI).
Yakin??
For me, confidence is not something that you could get in the market for RM2/kilogram. Ia bukannya buah yang dipetik dalam mana-mana kebun, dan juga bukan peralatan yang boleh didapati di mana-mana bengkel. Keyakinan sebenarnya abstrak sifatnya, dan subjektif. To define it clearly, confident is the state of which you can stand for your idea. Seperti kata Puan Rahmah, keyakinan itu datang pada isi pemikiran korang. Kalau yakin tanpa isi, bukanlah yakin namanya, tetapi membirak^. Tidakpun, berlakon.
Keyakinan adalah kebolehan untuk seseorang itu berdiri demi hak dan idea yang dirasakannya bernas. This can be explained by the considering the fact that confidence itself exists because of two things; needs and rights (I have mentioned twice in the above). Everybody in this world has their rights and needs that need to be fulfilled. So, there is no room for people to not feel confident.
Apabila kita tidak belajar untuk yakin, dua perkara di atas (hak dan keperluan) kita mungkin akan terjejas. Protes, tapi menutup mulut tidak cukup untuk merubah keadaan. Kita perlukan penggerak dan suara adalah satu-satunya ekpresi yang bersifat aman yang bersifat penganjak.
Bila kita ada pendapat untuk dikongsi misalnya; tanpa keyakinan, mana mungkin dapat kita menyuarakan pendapat tadi. Who knows, your opinion would change the world? If you do not voice it out loud, someone might come with the same idea and steal the spotlight. Sudah tentulah bukan pujian mahupun akreditasi yang dikejar, tetapi kita perlu sedar bahawa pendapat tadi mungkin menggerakkan jiwa individu lain untuk beramal. Dapatlah sipi-sipi amalannya tu..
Albeit I hereby stand as the commentator, I have to admit the fact that I also have problem in defending or standing for what I believe as truth. Confidence is not easy to get and it is even harder to be treasured. Itis like monsoon season; unpredictable. But I believe that it depends on the topic/subject that we are discussing, and its priority, too.
Bagaimana mendapatkan keyakinan?
Seperti yang telah saya katakan di atas berulang-kali, keyakinan tidak mudah didapati dan sukar pulak dipelihara. Begitupun, ini tidaklah bermaksud ianya mustahil untuk dikecap. Menurut pemahaman saya, hanya ada empat cara secara intrapersonal untuk meraih keyakinan (saya tidak akan huraikan secara berjela di sini, nanti kamu komen TL; DR pulak Bha, ini:
Antara kesukaan saya dalam memiliki blog ini adalah kerana saya dapat mengulas pendapat kawan-kawan lain tanpa perlu bersemuka dengan mereka. Saya memang penakut dalam berpendapat (hanya mengeluarkan tangan dan menyebunyikan wajah; this is me). Maka untuk entri ini, saya mahu berkongsi sedikit pasal keyakinan. Lama sudah jugak ndak tulis apa-apa berkenaan motivasi (untuk diri dan pembaca)(Sebelum tu, saya mau mohon maaf sebab rojak gila bahasa. Biasalah, pelajar transisi PPSMI).
Yakin??
Presentation is not something you should be heck scared about. There are lots of other things that need your scare. |
For me, confidence is not something that you could get in the market for RM2/kilogram. Ia bukannya buah yang dipetik dalam mana-mana kebun, dan juga bukan peralatan yang boleh didapati di mana-mana bengkel. Keyakinan sebenarnya abstrak sifatnya, dan subjektif. To define it clearly, confident is the state of which you can stand for your idea. Seperti kata Puan Rahmah, keyakinan itu datang pada isi pemikiran korang. Kalau yakin tanpa isi, bukanlah yakin namanya, tetapi membirak^. Tidakpun, berlakon.
Keyakinan adalah kebolehan untuk seseorang itu berdiri demi hak dan idea yang dirasakannya bernas. This can be explained by the considering the fact that confidence itself exists because of two things; needs and rights (I have mentioned twice in the above). Everybody in this world has their rights and needs that need to be fulfilled. So, there is no room for people to not feel confident.
Apabila kita tidak belajar untuk yakin, dua perkara di atas (hak dan keperluan) kita mungkin akan terjejas. Protes, tapi menutup mulut tidak cukup untuk merubah keadaan. Kita perlukan penggerak dan suara adalah satu-satunya ekpresi yang bersifat aman yang bersifat penganjak.
Bila kita ada pendapat untuk dikongsi misalnya; tanpa keyakinan, mana mungkin dapat kita menyuarakan pendapat tadi. Who knows, your opinion would change the world? If you do not voice it out loud, someone might come with the same idea and steal the spotlight. Sudah tentulah bukan pujian mahupun akreditasi yang dikejar, tetapi kita perlu sedar bahawa pendapat tadi mungkin menggerakkan jiwa individu lain untuk beramal. Dapatlah sipi-sipi amalannya tu..
Albeit I hereby stand as the commentator, I have to admit the fact that I also have problem in defending or standing for what I believe as truth. Confidence is not easy to get and it is even harder to be treasured. Itis like monsoon season; unpredictable. But I believe that it depends on the topic/subject that we are discussing, and its priority, too.
Bagaimana mendapatkan keyakinan?
Seperti yang telah saya katakan di atas berulang-kali, keyakinan tidak mudah didapati dan sukar pulak dipelihara. Begitupun, ini tidaklah bermaksud ianya mustahil untuk dikecap. Menurut pemahaman saya, hanya ada empat cara secara intrapersonal untuk meraih keyakinan (saya tidak akan huraikan secara berjela di sini, nanti kamu komen TL; DR pulak Bha, ini:
1. Percaya bahawa tiada orang lain yang akan bertanya/bersuara, jika kita tidak bersuara.
2. Sedar bahawa inkuiri adalah hak kita.
3. Lupakan label seperti "bodoh", "jahil" dan "mikirayou" yang ditampal pada diri kita. We know ourselves better than those scumbag you could do nothing but to laugh at us.
4. Percaya bahawa kadang-kala, sebuah peluang untuk mengekspresikan diri hanya akan datang sekali.
Tuesday, August 23, 2011
Sneak Peek: 'Spy Kids' and 'Final Destination 5'
Salaam... I have promised in my earlier post, now we go to the post-view on both films that I have watched (wait, is there such a word as post-view? ..ahh, ne'ermind).
SPY KIDS: ALL THE TIME IN THIS WORLD
There was a revolutionary state-of-the-art tech incorporated in this film. They provided us with a small 8" by 4" card which had eight-numbered circle, like this: |
It is intended to give the audience the fourth-dimensional by providing the smell dimension. Wonder how it works? Continue reading below: |
I like this scene when Jessica Alba who acted as a national spy brought along her toddler in a fight. And the girl is absolutely funny plus cute, too. |
Now this lil guy is superb in acting. He managed to put the character into reality. A rather, small kid with big potential. |
FINAL DESTINATION 5
Shafwan called him a Shinigame; a Japanese version of 'The Reaper'. I like his words, of which, I quote: "You can't cheat death" and "I'm just a cleaner when the game's over". Nice actor, he is. |
This is the best actor of this film. Her death was also the scariest among all. Can you imagine, getting all laser up and falls from the third level to the car below. |
^P/S: Watch them all. Seriously; you'll be in utter loss if you did not.
Monday, August 22, 2011
A Day With Yan, Wan, Arif, Aizat & Zaman
Ini time si Arif leading. Saya ikut bonceng Arif masa ni, sebab Aizat hanya lesen L. |
Masa ni, ikut Aizat pulak. Mula-mula ikut dia, tapi kami berhenti sekejap untuk saya berpindah motor. |
Kami berdua adalah sahabat baik. Cukup (terharu, becuz he is my bestest buddy so far). |
Apabila berhadapan Hazel saya, semua pasti kelihatan bergaya. Ini masa mau ke surau, dalam perjalanan ke surau lepas tengok 'Spy-Kids'. Yakah?? Lupa sudah.. |
Rains of Light... cantik gila taman di Midvalley ni. Dorang pasang tiub bercahaya pada pokok-pokok. |
Midvalley.... g'bye. You have given me and my friends the best moment ever. The laughter, the jokes an d the excitement that I personally had in this building will forever the remembered. |
Shafwan men-try kamera Aizat. Muka macam berminat, macam dia mau beli jaa. HAHAHA, nanti di Jepunlah kau beli Sap. Murah. Lepas tu, kau belikan saya sekali, arh! |
Our iftaar is quite modest (!?). I know, I know.. ..the irony. Nice delicacy, btw. Sebab paling utama, black pepper paling mantop dengan air dia boleh refill. :9 |
This is the black pepper I was talking about. |
...and three small plates of sauces. One salsa, and the rest were normal chilly sauce. |
Yan's I-Phone and Aizat's camera. Gambar diambil oleh Yassin's Hazel (mau judak :P) |
Best-Friends-Foever. Seriously. ..and Wan, please do another movie-marathon. I will be more than willing to join in. Buat kawan-kawan pembaca, mau ikut; bagitau. |
Di sinilah kami makan... di Carl's Jr. Pertama kali cuba, dan servis dia memang ndak dapat dinafikan. Mantap dan sedap kott (I'm craving for its burger now). |
Mengambil kesempatan. |
Mengambil gambar... serius, wayang ini is a must-see-if-not-vanity. |
Yan at his best.. posing. (GWAHAHAHAHA) Ok, bad joke, I know. |
Mula-mula mau makan di sini, tapi cancel. Banyak gilakk orang. |
Zaman left us earlier. Dia ada errands, tapi saya sedih sebab ndak berbuka dengan dia (Nota: empat dari lapan ahli SYAHNASZ). |
Entah apa yang diorang bincangkan. Yang pasti, kalau Zaman jumpa Aizat; mesti cerita bola. Kalau Yan dengan Shafwan, benda-benda random. |
What a beautiful creature (goshh, ini bulan Ramadhan, ndaboleh menipu ... AHAKS~) |
Lawa Yan.. pose macam cover album (teringatkan Lana kaa?) :D |
Memang suasananya kondusif, tapi.. ..sejuknya macam di Siberia. Saya bisik dengan Yan dan Shafwan, "Bha, practice sejuklah kamu di sini". Senyum, dorang jawab. |
I know not, what tower it is. But it seems to stand more beautiful than the twin. I am proud of Hazel, for this majestic picture. Nice going, ma love. |
Dalam usaha mencari jalan yang betul, ditelefon di Rio. Satu-satunya klu ialah Lebuhraya Mahameru. |
I caught this, when we stopped at a junction, when the traffic light turned red. A normal scene, but a refreshing outlook. I wonder how is she right now...~ (is it, I am worrying too much?) |
Di sini, saya ternampak dua orang; seorang lelaki dan seorang perempuan (mungkin spouses) sedang berusaha menangkap gambar merpati di shimmy bangunan tu. Kalau rajin, klik gambar ni, dan zumkan. |
Another successful take, by Hazel (caressing Hazel sensually--I mean, erotically--No, no.. I mean gently). |
"No bikini tan ...". HAHAHA~lawak bha kapsyen kertas promosi tu. |
Set dinner + iftaar yang seimbang (laah sangaat~). RM 15++. But it worth. Worth so much (4S: Let's go to Midvalley..). |
(indescribably delicious) (described) |
Geng.. (benci pose tu, dan seluar tergulung!? ...sunnah). |
Jadi nakal jap.. (padahal memang nakal pun) |
^P/S: Yan, Wan... if you guys happen to read this, know this one discreet fact: I love you guys (now, that sounds gay. HAHAHAHA). Uhm. Seriously.
Subscribe to:
Posts (Atom)